Sabtu, 24 Maret 2012

Forest, the last green treasure

Forest, the last green treasure

Tidaklah berlebihan jika saya mengatakan bahwa hutan adalah harta karun hijau yang terakhir. Harta yang memiliki kehidupan, bisa tumbuh dan bahkan memilki kehidupan lain di dalamnya. Karena harta jika sudah hilang dan lenyap pastilah akan sulit dikembalikan. Bagitulah hutan, jika sudah gundul, butuh berapa tahun menumbuhkan pohon sebanyak itu. Membesarkan pohon dari bibit sampai raksasa. Mungkin 10tahun atau bahkan 20tahun.

Tidakkah jika memandang dari kejauhan hutan nan hijau begitu indah. Menyejukkan mata, sekaligus menyejukkan udara. Sejak kelas 3 sekolah dasar pasti kita sudah belajar bahwa pohon itu penghasil oksigen. Gas yang kita gunakan untuk pernafasan. Jika hutan semakin berkurang, bisa dibayangkan nanti betapa sulitnya kita mendapatkan oksigen. Bahkan oksigen jadi rebutan di udara bebas ini.
Hutan menyimpan ribuan hal yang menarik. Tidaklah mengagetkan eksplorasi besar-besaran terhadap isi perut hutan. Yang sudah pasti adalah untuk penghasil kayu. Hutan adalah surga kayu berbagai jenis yang punya nilai ekonomi tinggi. Bahkan tak jarang ilegal logging marak terjadi, semua dilatar belakangi motif “ekonomi” ini.
Pengawahutanan (deforestasi) yang besar-besaran tanpa ada plan yang tepat turut memperparah keadaan ini. Semakin banyak spot tidak hijau di kawasan hutan. Permadani hijau hutan, timbul noktah coklat, yang isinya penggantian fungsi hutan, sebagai pemukiman atau lahan pertanian. Karena Pengawahutanan teenyata salah satu perusak lahan. (Pieri, dkk. dalam Notohadinegoro, 1995)
Jika sempat lihatlah film animasi Doraemon the Movie Tahun 2008 yang bertema penghijauan bumi. Animasi yang menurut saya sangat memberikan gambaran jelas tentang semakin habisnya harta karun hijau ini. Di sajikan dengan sangat baik untuk mengajarkan arti pentingnya penghijauan. Terutama generasi penerus bangsa ini yang masih kecil. Setiap tahun Doraemon project menghasilkan satu film yang bertema alam. Dari pelestarian satwa, pencemaran laut, dan hutan. Menghibur sekaligus juga memberikan pembelajaran.
Secara langsung hutan merupakan sumber pangan. Baik untuk hewani dan non hewani. Dari dalam hutan bisa menghasilkan apa saja yang dapat di makan. Tentunya dengan pemanfaatan yang wajar, tidak eksploitasi besar-besaran. Tak terkecuali suku di sekitar hutan yang sampai memiliki peraturan atau adat pengelolaan hutan. Tak bisakah kita yang mungkin lebih berilmu bisa menjaga hutan?
Secara tidak langsung hutan adalah pengatur sistem tata air. Di bawah tanah hutan tersimpan mungkin sampai jutaan kubik air segar yang sangat bermanfaat untuk kita. Layaknya tandon air raksasa yang tak akan pernah habis. Bayangkan jika hutan menggundul dan sistem air ini rusak? Apakah keseimbangan hidrologi bisa tejaga. Longsor dan banjir bisa mengancam kita kapan saja.
Di sekitar hutan begitu sejuk dan segar. Itupun juga fungsi dari hutan yang semakin kritis. Hutan sebagai pengontrol iklim. Semakin banyak lahan hutan menghijau. Semakin adem bumi kita ini. Semakin habis hutan suhu perlahan naik. Apalagi global warning menjadi isu paling utama saat ini. Tidakkah hebat emas hijau kita ini.
Hutan adalah penyangga kehidupan baik langsung maupun tidak. Kita harus bisa bijak dalam pengelolaan hutan. Bukan karena kepentingan sesaat maka kelangsungan untuk waktu yang akan datang terancam. Apa jadinya jika yang menyangga itu rusak, bukankah kehidupan kita sangat dipertaruhkan?
Ikut memeriahkan tantangan dari mas Alamendah guna memperingati hari Lingkungan Hidup 2011 dengan tema Hutan sebagai penyangga Kehidupan. Semoga dapat menjadi bacaan yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar