Plastik
sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern
saat ini dimulai sejak era tahun 1940 an dan 50 an, walaupun plastik
dianggap berbahaya baik bagi lingkungan maupun kehidupan makhluk hidup.
Banyak
hal saat ini terbuat dari plastik, mulai dari kantong belanjaan, botol,
kaleng, peralatan rumah tangga, cd, pipa, helm, handphone, tv, kulkas,
mesin, kendaraan, dll. Terlepas dari segala kemudahan dan keuntungan
menggunakan plastik, ternyata plastik juga membawa bencana bagi
lingkungan termasuk makhluk hidup di dalamnya.
Apa yang menyebabkan plastik berbahaya?
Berbahayanya
plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-biodegradable, yakni tak
akan pernah bisa di uraikan oleh organisme pengurai di alam.
Yang terjadi hanyalah, plastik menjadi potongan-potongan kecil di alam
dan itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000
tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik
menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah
plastik.. Artinya bahan plastik akan selama-lamanya berada di alam, dan
akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara.
Partikel-partikel
plastik itu akan mempengaruhi lingkungan dan kehidupan dalam banyak
hal. Hewan-hewan, baik di darat maupun laut, bisa memakan potongan kecil
plastik itu secara tak sengaja yang menyebabkan gangguan pencernaan dan
bisa berujung pada kematian karena tubuh tak bisa mengolahnya. Bahkan
ketika hewan tadi mati, membusuk, dan terurai, plastik yang tertimbun di
tubuhnya akan kembali ke alam dan bisa dimakan oleh hewan lainnya, dan
begitu seterusnya siklus berulang kembali.
Partikel-partikel
plastik tentunya juga bisa masuk ke tubuh manusia, baik melalui hewan,
peralatan sehari-hari yang dipakai terutama untuk makan dan minum,
melalui air yang tercemar limbah plastik, ataupun melalui debu-debu di
udara.
Hal
yang menambah bahaya dari plastik adalah zat-zat kimia berbahaya yang
dikandungnya, yang ditambahkan selama proses pembuatan plastik, yang
bisa mengganggu kerja sistem tubuh dan bisa menyebabkan kanker. Jadi
bisa dibayangkan sendiri akibat yang ditimbulkan jika zat-zat kimia
berbahaya ini ikut masuk bersama partikel plastik ke dalam tubuh makhluk
hidup termasuk manusia.
Proses
pembuatan plastik juga banyak melepaskan gas-gas beracun ke udara, baik
yang membahayakan kesehatan makhluk hidup maupun membahayakan atmosfer
bumi. Begitu juga di dalam proses pendaur ulangannya. Oleh karena itu
daur ulang plastik sebenarnya bukanlah solusi total dari usaha
mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan oleh plastik. Bahkan
plastik tak akan bisa didaur ulang selama-lamanya karena mutu dan
kualitasnya akan semakin menurun, sehingga pembuatan plastik baru pun
tak bisa dielakkan.
Bagaimana
dengan membakar plastik? Efeknya sama saja jeleknya karena dengan
membakar plastik akan melepaskan zat-zat berbahaya ke udara, termasuk
dioxin, salah satu zat paling beracun yang pernah ada.
Selain
itu, proses pembuatan plastik juga melibatkan penggunaan minyak bumi
yang tidak sedikit. Padahal sebagaimana yang kita ketahui cadangan
minyak bumi di dunia semakin menipis, dan minyak bumi semakin hari
menjadi barang yang makin langka dan oleh karenanya semakin mahal untuk
digunakan sebagai bahan bakar bagi aktifitas manusia.
Setelah
kita menyadari bahaya plastik bagi kehidupan di bumi, tentunya
diperlukan langkah-langkah nyata untuk menyelamatkan lingkungan hidup
kita. Selain memang masih diperlukannya daur ulang plastik (walaupun tak
banyak memberi efek positif, dimana sebaiknya dilakukan pemisahan
sampah yang terbuat dari plastik dengan sampah-sampah lainnya semenjak
dari lingkungan rumah tangga), perlu kiranya dilakukan pengurangan
pemakaian dan produksi plastik di muka bumi.
Di
berbagai negara maju di luar negeri, sudah digalakkan program
berbelanja dengan membawa kantong sendiri dimana saya belum pernah
mendengarnya diadakan di Indonesia. Bahkan di Indonesia, tradisi
membuang sampah pada tempatnya masih belum tampak nyata
realisasinya dalam keseharian hidup bermasyarakat. Sampah dengan
mudahnya kita temukan dimana-mana, di jalanan, di saluran air,
sungai-sungai, dsb.
Pemakaian
tas-tas atau kantong yang tak terbuat dari bahan plastik juga harus
digalakkan. Selain itu harus dilakukan kampanye penyuluhan pada
masyarakat akan bahaya plastik ini sehingga masyarakat bisa secara aktif
dan sadar untuk mengurangi ketergantungan dan penggunaan plastik.
Saat
ini para ilmuwan juga sedang meneliti pembuatan plastik yang bisa
diuraikan oleh alam termasuk di dalamnya yang bisa diuraikan oleh
cahaya. Akan tetapi jika ini bisa terwujud tentunya juga tak akan
menyelesaikan semua permasalahan, mengingat hanya sampah-sampah plastik
di permukaan sajalah yang akan terurai oleh cahaya matahari dan tidak
akan menyentuh plastik yang tertimbun di dalam tanah.
Di
akhir kata, selain tak memungkiri masih pentingnya plastik dalam
kehidupan manusia, perlu kiranya produksi dan pemakaiannya dilakukan
secara logis dan terbatas sehingga tak merusak ekosistem dan kehidupan
makhluk hidup di dalamnya. Dan hendaknya kita semua sadar tentang isu
lingkungan yang penting ini, dan turut berperan sesuai dengan fungsi dan
kemampuan masing-masing demi menjaga kelangsungan kehidupan di muka
bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar