Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Rota Bayat disatroni pencuri, Jumat(22/7/2011). Akibat kejadian itu, sekolah yang berada di Jl Wedi-Bayat, Desa Beluk, Kecamatan Bayat diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp 100 juta.
Informasi yang dihimpun Espos, kejadian itu kali pertama diketahui oleh penjaga sekolah setempat, Danang Kuswantoro, 32. Seperti hari biasa, warga Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat ini sekitar pukul 05.00 WIB sedang keliling di area sekolah.
Di saat itulah, Danang dikagetkan dengan rusaknya pintu dan jendela ruang guru dan ruang praktik siswa. Karena curiga, Danang kemudian melakukan pemeriksaan di lokasi tersebut.
Betapa kagetnya Danang, saat mengecek seluruh ruangan itu, puluhan Central Processing Unit (CPU), beberapa proyektor dan sebuah laptop sudah raib dibawa maling. Tidak lama kemudian, saksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bayat.
Dari olah TKP yang dilakukan, pelaku diduga lebih dari satu orang. Pelaku diduga masuk ke dalam ruangan melalui pintu belakang sisi timur. Setelah mendapatkan barang-barang yang diinginkan, pelaku kemudian keluar melalui jalan semula.
Selain itu, petugas juga menemukan beberapa sidik jari yang diduga milik pelaku. Petugas menduga, pelaku memanfaatkan jalan belakang sekolah yang sepi untuk mengangkut hasil curiannya dengan mobil.
Sementara itu, dari keterangan pihak sekolah, beberapa barang elektronik yang berhasil dibawa kabur pelaku adalah atu laptop Thosiba, dua proyektor merek Focus dan 36 CPU merek Dell. Total kerugian yang harus ditanggung mencapai Rp 100 juta.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan dan beberapa saksi masih dalam pemeriksaan,” ujar Kapolsek Bayat, AKP Widji DM mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra Raharja, kepada Espos, Sabtu (23/7/2011).
Kamis, 19 April 2012
Batik 70 meter
Batik 70 Meter, Masterpice SMKN 1 Rota Bayat
Daliya di depan Sketsa Budaya Bangsa (foto: Rifa/okezone)
JAKARTA - Biasanya, program kompetensi yang dibuka pada suatu sekolah menengah kejuruan (SMK) tergantung pada potensi alam daerah tersebut. Di daerah Jawa Tengah, banyak SMK memasukkan keahlian batik sebagai kompetensi kajiannya.
Seperti yang terdapat pada SMKN 1 Rota Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Program kompetensi batik di SMK tersebut telah mampu menghasilkan produk-produk berkualitas yang punya daya jual. Produk-produk ini mereka tampilkan dalam Pameran Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2010 di Jakarta Convention Center, pekan lalu.
"Selama dua hari pameran pendapatan kami telah mencapai Rp20 juta," klaim Guru SMKN 1 Rota, Bayat, Klaten, Jawa Tengah Daliya kepada okezone di sela-sela pameran.
Daliya menambahkan, selain produk-produk komersial, SMKN 1 Rota, Bayat, sedang mempersiapkan satu karya yang akan menjadi masterpiece mereka. Karya ini diberi nama Sketsa Budaya Bangsa.
Sketsa Budaya Bangsa merupakan satu karya batik tulis yang dikerjakan oleh siswa kelas 1 SMKN 1 Rota, Bayat. Mereka membuat lukisan tentang berbagai kehidupan sosial di Indonesia seperti kehidupan para petani, nelayan, pedagang, peternak, dan lainnya. Selama tiga bulan pengerjaannya, karya ini sudah mencapai panjang 70 meter.
"Kami harap, dengan dukungan banyak pihak karya ini akan terus dikembangkan hingga lebih panjangnya, bahkan kalau mungkin menjadi tidak terhingga," papar Daliya.
Daliya juga berharap, karya ini bisa masuk daftar Museum Rekor Indonesia (MURI) atau bahkan tercatat di buku rekor dunia. Dia mengklaim, karya SMKN 1 Rota, Bayat, ini adalah yang pertama di Indonesia, bahkan dunia.
Seperti yang terdapat pada SMKN 1 Rota Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Program kompetensi batik di SMK tersebut telah mampu menghasilkan produk-produk berkualitas yang punya daya jual. Produk-produk ini mereka tampilkan dalam Pameran Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2010 di Jakarta Convention Center, pekan lalu.
"Selama dua hari pameran pendapatan kami telah mencapai Rp20 juta," klaim Guru SMKN 1 Rota, Bayat, Klaten, Jawa Tengah Daliya kepada okezone di sela-sela pameran.
Daliya menambahkan, selain produk-produk komersial, SMKN 1 Rota, Bayat, sedang mempersiapkan satu karya yang akan menjadi masterpiece mereka. Karya ini diberi nama Sketsa Budaya Bangsa.
Sketsa Budaya Bangsa merupakan satu karya batik tulis yang dikerjakan oleh siswa kelas 1 SMKN 1 Rota, Bayat. Mereka membuat lukisan tentang berbagai kehidupan sosial di Indonesia seperti kehidupan para petani, nelayan, pedagang, peternak, dan lainnya. Selama tiga bulan pengerjaannya, karya ini sudah mencapai panjang 70 meter.
"Kami harap, dengan dukungan banyak pihak karya ini akan terus dikembangkan hingga lebih panjangnya, bahkan kalau mungkin menjadi tidak terhingga," papar Daliya.
Daliya juga berharap, karya ini bisa masuk daftar Museum Rekor Indonesia (MURI) atau bahkan tercatat di buku rekor dunia. Dia mengklaim, karya SMKN 1 Rota, Bayat, ini adalah yang pertama di Indonesia, bahkan dunia.
Profil Sekolah SMK N 1 ROTA Bayat
| | |
Nama Sekolah | : | SMK Negeri 1 ROTA Bayat | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
NSS | : | 661031004105 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
NPSN | : | 20357317 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor SK Sekolah | : | 421.5/788.B/11 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal SK Sekolah | : | 21 Juli 2011 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama Sekolah Sebelum SK | : | SMK Negeri 1 Bayat | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Alamat Sekolah/ Telp | : | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Jalan | : | Jl. Raya Bayat - Cawas | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Desa | : | Beluk | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Kecamatan | : | Bayat | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Kabupaten/ Kodya | : | Klaten | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Kotak Pos | : | 57462 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
: | smkn1bayat@yahoo.co.idAlamat surel ini dilindungi dari robot spam. Anda perlu mengaktifkan JavaScript untuk melihatnya | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Website | : | http://smkn1-rotabayat.sch.id | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Telepon | : | (0272) 3120800 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Faksimili | : | (0272) 3140310 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Status Sekolah | : | Negeri | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bidang/ Program Keahlian | : | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Kria Tekstil/Batik | : | Belum Terakreditasi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
- Kria Keramik | : | Belum Terakreditasi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kelembagaan | : | dipersiapkan SBI | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Manajemen | : | Adopsi SMM ISO 9001 : 2000 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Luas Tanah | : | 28.915 m2 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Luas Bangunan | : | 9.250 m2 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Status Tanah | : | Milik Sendiri | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Status Bangunan | : | Permanen | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Data Siswa | : | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas sekolah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kurikulum | : | KTSP | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Guru | : | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapala Sekolah | : | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama Kepala Sekolah | : | Drs. Supardi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
NIP | : | 19580817 198203 1 031 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SK. Pengangkatan | : | Nomor : 821.2/09/10 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bupati Klaten | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal | : | 13 Januari 2010 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TMT SK | : | 13 Januari 2010 |
Visi dan Misi Sekolah
|
A. Visi dan Misi Sekolah
- Visi Sekolah :
Menjadi SMK yang bertaraf Internasional dan center of excellence dalam bidang batik dan keramik di Indonesia yang menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar internasional. - Misi Sekolah :
- Menyelenggarakan sistem pendidikan kejuruan bagi sumber daya manusia/masyarakat Kabupaten Klaten umumnya dan khususnya Bayat dan sekitarnya yang bermutu bagi dirinya sebagai wirausaha muda maupun sebagai tenaga kerja terampil di perusahaan atau industriMenghasilkan lulusan yang memiliki kemandirian dan berorientasi.
- Mengembangkan budaya Indonesia.
- Memberikan layanan pendidikan dan latihan sesuai tuntutan dunia usaha secara profesional.
B. Tujuan SMK Negeri 1 ROTA Bayat
Tujuan pendirian SMK Negeri 1 ROTA Bayat:
- Melestarikan dan mengembangkan potensi lokal di Bayat menjadi ikon potensi lokal yang siap menghadapi gempuran produk global melalui pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.
- Mendidik tenaga terampil, kreatif, dan inovatif di tingkat menengah.
SMKN 1 ROTA Bayat di batikIDku
SMKN 1 ROTA Bayat, Klaten
Berkeliling di Pekan Produk Kreatif Indonesia 2011 yang berlangsung di di JCC Senayan 6-10 Juli yang baru lewat, memunculkan kembali rasa optimis akan negeri ini. Kaum muda menunjukkan kreativitas mereka yang beragam, meyakinkan masa depan negeri ini tak akan suram. Mereka membawa perubahan dan perubahan sedang terjadi sekarang. Beberapa universitas atau kreatif muda profesional bahkan sekolah kejuruan ikut serta dalam ajang ini. Antara yakin dan berharap cemas kreativitas mereka juga merambah dalam wujud batik membawa @batikIDku pada kekaguman akan corak batik indah dengan pewarna alam yang digantung-gantung mencolok pada stan mereka. Ternyata stan ini milik SMKN 1 ROTA Bayat dari Klaten, Jawa Tengah.
Mereka menyediakan canting dan malamnya untuk pengunjung yang ingin mencoba proses awal membatik. Setelah anak-anak SMKN 1 Bayat ini membuatkan pola dengan pensil pada sehelai kecil kain, maka pengunjung dapat merasakan sendiri melekatkan malam dengan canting pada kain berpola tersebut. Menarik bukan? Karya batiknya yang cantik dan penyajian stan yang unik ternyata baru sedikit dari fakta potensi sekolah kejuruan ini. Pak Daliya, pengajar jurusan Kriya Tekstil SMKN 1 menceritakan keberhasil sekolah ini pada ajang nasional yaitu Student Company Fair di Plaza Semanggi 25-26 Juni 2010 sebagai ‘The Most Active and Best Performing Student Company’ Student Company diaplikasikan pada materi pengajaran kewirausahaan di sekolah kejuruan ini. Dengan nama perusahaan pelajar SAKURA mereka membuktikan dapat menghasilkan keuntungan yang sehat juga mendapatkan penghargaan atas pengelolaan hadiah uang yang mereka dapat (berita lengkapnya dapat dilihat pada tautan ini)
Batik tulis tangan dengan pewarna kimia karya siswa SMKN 1 ROTA Bayat |
Sekolah menengah kejuruan yang didirikan di tengah sentra pengrajin batik dan keramik di tahun ajaran baru 2009 yang lalu, awalnya kurang mendapat sambutan positif masyarakat setempat yang enggan menyekolahkan anak mereka ke sekolah kejuruan ini, takut hanya bernasib sama saja dengan ortu mereka sebagai pengrajin batik dan keramik. Namun tak hanya prestasi Student Company di ajang nasional tetapi posisi terbaik ke-dua Internasional disabet juga oleh SMKN 1 Bayat ini yang diwakili Ines Wardani dan tim kecilnya dalam kategori Company Fair di FIE (El Foro Internacional De Emprendedores/ International Forum of Entrepreneurs) Mei 2011 lalu di Cordoba, Argentina. Ajang internasional ini diwakili 12 negara (berita lengkapnya dapat dilihat pada tautan berikut)
Batik tulis tangan dengan pewarna alam karya siswa SMKN 1 ROTA Bayat |
Prestasi gemilang di usia yang baru menginjak 2 tahun tak lepas dari arsitek-arsitek hebat pendiri dan pengarah sekolah kejuruan ini. Didirikan atas kerjasama Depdiknas, pemerintah setempat, ROTA (Reach Out To Asia), Qatar Foundation dan Titian Foundation, memiliki visi ‘menjadi SMK bertaraf internasional dan center of excellence dalam bidang batik dan keramik di Indonesia dengan menghasilkan lulusan yang terampil dan memiliki citarasa seni tinggi sehingga mampu bersaing di pasar internasional’. Jurusan Keramik dibina langsung oleh ahli keramik dari Jepang, Profesor Kawasaki yang sangat tertarik metoda putar miring dalam pembuatan keramik yang satu-satunya di dunia ini hanya ditemukan di Bayat, Klaten.
Batik Cap kombinasi tulis |
Sasaran Jurusan Kriya Tekstil sendiri adalah : membekali siswa ketrampilan teknik dan pengetahuan seni tekstil berfokuskan pada seni batik, mencetak siswa yang mampu menopang industri tekstil daerah dan nasional, dan yang terakhir menyadarkan bahwa seni tekstil terutama batik yang merupakan warisan adiluhung bangsa Indonesia memerlukan peran aktif dalam usaha pelestariannya.
Sekolah yang diawali dengan 2 kelas per jurusan (total 4 kelas) masing-masing dengan 32 siswa per kelas, kini siap menyambut angkatan baru di tahun ke-tiga nya dan juga melepas lulusan tahun pertamanya. Di tahun pertama, siswa jurusan kriya batik wajib ikut menorehkan canting pada Sketsa Budaya Bangsa yang merupakan sketsa dalam batik kain panjang yang saat ini sudah mencapai 140 meter. Pak Daliya pengajar dengan segudang keahlian dan filosofi mendalamnya merupakan lulusan SSRI (kini SMSR) tahun ‘86. Beliau melanjutkan ke IKIP Yogyakarta mengambil Program Studi senirupa dengan tugas akhir Lukis. Filosofi batik telah dikuasainya berkat pengalaman mengajar batik sejak ‘94 di SMKN 1 Kalasan sampai sekarang. Beliau pernah menyabet Penghargaan Pratita Adikarya terbaik batik sandang di Pendopo SMSR Jogja tahun ’86.
Ragam corak yang dipamerkan |
Menurut Pak Daliya, siswa Kelas 1 fokus pada pengetahuan motif batik tradisional klasik nusantara. Kelas 2 pada filosofi batik. Kelas 3 pengembangan ciri khas motif kreasi sendiri. Dalam uraian pendeknya lulusan SMKN 1 Bayat ini diharapkan siap kerja, siap berwiraswasta, dan ke tiga untuk menyiapkan siswa yang tertarik melanjutkan pendidikan ke universitas. Melalui Student Company yang kemudian masuk dalam kurikulum, siswa diminta untuk membuat proposal kewirausahaan untuk mendapatkan modal dari 2 juta sampai dengan 8 juta rupiah.
Impian Pak Daliya untuk mendirikan Monumen Canting Terbesar yang menaungi lab batik terbesar dan menjadi pusat riset batik dan keramik berskala Internasional. Beliau menutup obrolan dengan filosofinya :
Batik cap kombinasi tulis |
Dengan Ilmu hidup lebih mudah,
Dengan Seni hidup jadi indah,
Dengan Iman hidup akan terarah.
SMKN 1 ROTA Bayat Strikes Again in Annual Student Company Fair 20
July 29th, 2011
On 23 – 24 July 2011, SMKN 1 ROTA Bayat participated in the Annual SC Fair held in CityWalk, Jakarta, under the company named AKIRA. Akira was a tremendous success in this event and awarded as Best SC Performance and 2nd Runner Up, with the highest return amongst its ‘big city cousins’ competitors. This is the second time Student Company from SMKN 1 ROTA Bayat won the Best Performing Student Company.
Last year SC Sakura of SMKN 1 ROTA Bayat also participated in the Annual SC Fair held in Plaza Semanggi, Jakarta. As a first timer, Sakura also won for The Most Active Student Company. Not only did they make a healthy profit, they were also rewarded for their efforts with prize money.
Titian Foundation has signed a MoU with Prestasi Junior Indonesia (PJI), an alliance of Junior Achievement (JA) Worldwide, Colorado – USA in June 2010, for the implementation of entrepreneurship curriculum in SMKN 1 ROTA Bayat, Klaten. The MoU includes the establishment of Student Company (SC) and participation in SC Fair in Jakarta.
keunikan SMKN 1 ROTA BAYAT
Serombongan perempuan dan laki-laki mengenakan busana paduan dari kain batik dan tenun tangan. Kain batik atau tenun dijadikan rok selutut atau semata kaki, lalu dipadukan dengan selendang batik atau tenun yang digunakan untuk menutup bahu dan disimpul membentuk pita di depan dada. Sungguh unik dan etnik.
Mereka membawa kain batik panjang dengan motif flora karya sendiri yang dibentangkan sambil berlenggak-lenggok di atas panggung. Karya para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 ROTA yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini mengingatkan Lily Kasoem akan Kenzo—perancang busana kenamaan asal Jepang—yang tinggal di Paris, Perancis, dan selalu memasukkan ciri khas negaranya pada karya-karyanya.
Menurut pemilik usaha Lily Kasoem Optical ini, anak-anak dari Bayat ini pun bisa menjadi Kenzo-Kenzo di masa depan. Sarana untuk membantu anak- anak dari pelosok Bayat meraih mimpinya ini telah disediakan berupa sekolah yang representatif.
SMKN 1 ROTA, dilihat dari fisik gedungnya, tidak kalah dari sekolah internasional yang ada di kota-kota besar. Ruang kelas berkondisi nyaman dengan banyak jendela besar membuat kelas terang dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Fasilitas pun lengkap.
Sekolah yang membuka dua jurusan ini, yakni tekstil dan keramik, menyediakan dua bengkel kerja. Di bengkel kerja keramik, siswa dapat praktik membuat keramik dengan teknik putaran tegak maupun miring yang menjadi ciri khas Bayat.
Profesor Chitaru Kawasaki, yang bertahun-tahun meneliti teknik putaran miring Bayat karena hanya satu-satunya di dunia ini, siap mendampingi siswa setelah didapuk sebagai guru tamu. Teknik pewarnaan, dekorasi gerabah, dan pembakaran dengan tungku tradisional juga dipelajari siswa di bengkel kerja ini.
Karya siswa yang baru empat bulan belajar membuat gerabah sederhana tampak dipajang di salah satu sudut bengkel kerja. Di bengkel kerja tekstil, para siswa terlihat asyik membuat desain dan gambar. Ada pula yang belajar membatik dengan canting dan malam serta mewarnai.
Mesin jahit dan obras terpasang, menunggu giliran untuk mengantar para siswa belajar memodifikasi kain karya mereka menjadi busana. Contoh karya berupa kain panjang (jarik) dan selendang batik serta contoh busana terpajang di beberapa sudut ruangan. Karya terbaik dipamerkan di galeri komersial.
Bukan tanpa sebab jika SMKN 1 ROTA membuka dua jurusan yang unik ini. Jurusan keramik bahkan satu-satunya di Kabupaten Klaten. Potensi Bayat sebagai pusat perajin batik tulis dan gerabah meyakinkan pihak donor untuk membuka dua jurusan yang sesuai dengan potensi lokal.
"Di Bayat sudah banyak buruh batik dan keramik. Kita tak perlu lagi menambah jumlah mereka. Anak-anak yang bersekolah di SMKN 1 ROTA ini yang nanti akan menggunakan sumber daya manusia yang ada untuk keuntungan masyarakat karena akan memotong jalur tengah atau makelar. Buruh batik hanya tahu mendapat upah Rp 10.000. Padahal, dengan booming batik, seharusnya mereka bisa dapat lebih dari itu," kata Lily, yang juga Ketua Yayasan Titian yang menjadi mitra Reach Out to Asia (ROTA) di Indonesia.
ROTA adalah salah satu divisi dari Qatar Foundation yang dimiliki keluarga Kerajaan Qatar yang khusus mengurusi program di Asia. ROTA akan menggelontorkan 3 juta dolar Amerika Serikat atau kurang lebih Rp 28,5 miliar untuk pembangunan gedung sekolah dan fasilitasnya, mendatangkan guru-guru tamu, serta pengembangan kurikulum hingga tiga tahun ke depan. Setelah itu diharapkan SMKN 1 ROTA dapat mandiri lepas landas mencapai cita-citanya memajukan pendidikan dan kehidupan anak-anak di pelosok Bayat.
Selain memberi bekal keterampilan, siswa-siswi SMKN 1 ROTA dibekali pengetahuan kewirausahaan, bahasa Inggris, dan teknologi informasi agar tidak hanya menjadi jago kandang, melainkan mampu pula bersaing di pasar global. Oleh karena itu, laboratorium bahasa dan komputer dengan fasilitas sangat memadai serta perpustakaan dengan 1.500 judul buku dan koleksi audio visual siap mengantarkan para siswa agar tidak ”kuper” menghadapi pergaulan global.
Dengan berbagai program penunjang ini, siswa diharapkan kelak mampu menghasilkan karya seni batik dan keramik yang artistik dan bernilai ekonomis tinggi. Mereka diharapkan menjadi pencipta, bukan sekadar menjadi tukang. Para siswa pun dengan lugas mengatakan bercita-cita menjadi wirausaha, seperti Indriani Asta (15) yang ingin menjadi pengusaha batik.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, yang menghadiri peresmian sekolah ini akhir Desember 2009 lalu berharap, pihak lain melalui program corporate social responsibility (CSR)-nya dapat berlomba melakukan hal serupa untuk memajukan pendidikan anak-anak, khususnya di Jawa Tengah. Pembangunan SMKN 1 ROTA disebutnya contoh bagus kerja sama Pemerintah Kabupaten Klaten, yang menyediakan lahan hampir 3 hektar, dengan ROTA dan Titian.
Direktur ROTA Omnia Nour berharap, SMKN 1 ROTA tidak hanya menjadi sekolah biasa, melainkan pusat unggulan (center of excellence) batik dan keramik dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan guru-guru yang kompeten. Pembangunan SMKN 1 ROTA sekaligus ingin menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak untuk semua. Anak desa pun tidak kalah dari anak kota jika memiliki akses pendidikan yang sama.
Mereka membawa kain batik panjang dengan motif flora karya sendiri yang dibentangkan sambil berlenggak-lenggok di atas panggung. Karya para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 ROTA yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini mengingatkan Lily Kasoem akan Kenzo—perancang busana kenamaan asal Jepang—yang tinggal di Paris, Perancis, dan selalu memasukkan ciri khas negaranya pada karya-karyanya.
Menurut pemilik usaha Lily Kasoem Optical ini, anak-anak dari Bayat ini pun bisa menjadi Kenzo-Kenzo di masa depan. Sarana untuk membantu anak- anak dari pelosok Bayat meraih mimpinya ini telah disediakan berupa sekolah yang representatif.
SMKN 1 ROTA, dilihat dari fisik gedungnya, tidak kalah dari sekolah internasional yang ada di kota-kota besar. Ruang kelas berkondisi nyaman dengan banyak jendela besar membuat kelas terang dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Fasilitas pun lengkap.
Sekolah yang membuka dua jurusan ini, yakni tekstil dan keramik, menyediakan dua bengkel kerja. Di bengkel kerja keramik, siswa dapat praktik membuat keramik dengan teknik putaran tegak maupun miring yang menjadi ciri khas Bayat.
Profesor Chitaru Kawasaki, yang bertahun-tahun meneliti teknik putaran miring Bayat karena hanya satu-satunya di dunia ini, siap mendampingi siswa setelah didapuk sebagai guru tamu. Teknik pewarnaan, dekorasi gerabah, dan pembakaran dengan tungku tradisional juga dipelajari siswa di bengkel kerja ini.
Karya siswa yang baru empat bulan belajar membuat gerabah sederhana tampak dipajang di salah satu sudut bengkel kerja. Di bengkel kerja tekstil, para siswa terlihat asyik membuat desain dan gambar. Ada pula yang belajar membatik dengan canting dan malam serta mewarnai.
Mesin jahit dan obras terpasang, menunggu giliran untuk mengantar para siswa belajar memodifikasi kain karya mereka menjadi busana. Contoh karya berupa kain panjang (jarik) dan selendang batik serta contoh busana terpajang di beberapa sudut ruangan. Karya terbaik dipamerkan di galeri komersial.
Bukan tanpa sebab jika SMKN 1 ROTA membuka dua jurusan yang unik ini. Jurusan keramik bahkan satu-satunya di Kabupaten Klaten. Potensi Bayat sebagai pusat perajin batik tulis dan gerabah meyakinkan pihak donor untuk membuka dua jurusan yang sesuai dengan potensi lokal.
"Di Bayat sudah banyak buruh batik dan keramik. Kita tak perlu lagi menambah jumlah mereka. Anak-anak yang bersekolah di SMKN 1 ROTA ini yang nanti akan menggunakan sumber daya manusia yang ada untuk keuntungan masyarakat karena akan memotong jalur tengah atau makelar. Buruh batik hanya tahu mendapat upah Rp 10.000. Padahal, dengan booming batik, seharusnya mereka bisa dapat lebih dari itu," kata Lily, yang juga Ketua Yayasan Titian yang menjadi mitra Reach Out to Asia (ROTA) di Indonesia.
ROTA adalah salah satu divisi dari Qatar Foundation yang dimiliki keluarga Kerajaan Qatar yang khusus mengurusi program di Asia. ROTA akan menggelontorkan 3 juta dolar Amerika Serikat atau kurang lebih Rp 28,5 miliar untuk pembangunan gedung sekolah dan fasilitasnya, mendatangkan guru-guru tamu, serta pengembangan kurikulum hingga tiga tahun ke depan. Setelah itu diharapkan SMKN 1 ROTA dapat mandiri lepas landas mencapai cita-citanya memajukan pendidikan dan kehidupan anak-anak di pelosok Bayat.
Selain memberi bekal keterampilan, siswa-siswi SMKN 1 ROTA dibekali pengetahuan kewirausahaan, bahasa Inggris, dan teknologi informasi agar tidak hanya menjadi jago kandang, melainkan mampu pula bersaing di pasar global. Oleh karena itu, laboratorium bahasa dan komputer dengan fasilitas sangat memadai serta perpustakaan dengan 1.500 judul buku dan koleksi audio visual siap mengantarkan para siswa agar tidak ”kuper” menghadapi pergaulan global.
Dengan berbagai program penunjang ini, siswa diharapkan kelak mampu menghasilkan karya seni batik dan keramik yang artistik dan bernilai ekonomis tinggi. Mereka diharapkan menjadi pencipta, bukan sekadar menjadi tukang. Para siswa pun dengan lugas mengatakan bercita-cita menjadi wirausaha, seperti Indriani Asta (15) yang ingin menjadi pengusaha batik.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, yang menghadiri peresmian sekolah ini akhir Desember 2009 lalu berharap, pihak lain melalui program corporate social responsibility (CSR)-nya dapat berlomba melakukan hal serupa untuk memajukan pendidikan anak-anak, khususnya di Jawa Tengah. Pembangunan SMKN 1 ROTA disebutnya contoh bagus kerja sama Pemerintah Kabupaten Klaten, yang menyediakan lahan hampir 3 hektar, dengan ROTA dan Titian.
Direktur ROTA Omnia Nour berharap, SMKN 1 ROTA tidak hanya menjadi sekolah biasa, melainkan pusat unggulan (center of excellence) batik dan keramik dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan guru-guru yang kompeten. Pembangunan SMKN 1 ROTA sekaligus ingin menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak untuk semua. Anak desa pun tidak kalah dari anak kota jika memiliki akses pendidikan yang sama.
Kemarau Landa Inggris
INILAH.COM, London – Musim kemarau yang saat ini sedang melanda Inggris, diperkirakan berlangsung hingga lepas Natal 2012.
Lembaga lingkungan hidup Inggris menyatakan, seperti diberitakan Antara, hal ini disebabkan hujan pada musim semi dan musim panas diperkirakan tak mungkin menaikkan permukaan air yang rendah.
Di negara yang biasanya lembab dan gerimis ini, kemarau sudah diumumkan di 17 distrik di Inggris tengah dan tenggara. Setelah dua musim dingin mengeringkan air sungai dan membuat air tanah menyusut.
Meskipun pasokan air di daerah itu tampaknya takkan terpengaruh, kurangnya hujan mulai berdampak pada lingkungan hidup dan petani, menimbulkan masalah bagi margasatwa, tanah basah dan produksi pertanian.
“Kemarau mungkin berlangsung lama, hingga Natal dan mungkin sesudahnya. Kami bekerjasama dengan pengusaha, petani dan perusahaan air guna membuat rencana menanggulangi kemarau panjang,” kata kepala sumber daya air di Lembaga Lingkungan Hidup,Trevor Bishop .
Bishop mendesak masyarakat Inggris untuk memelihara pasokan air. Dampak dari perubahan iklim pada pola curah hujan sulit diramalkan. Meski bisa saja berarti curah hujan lebih tinggi pada musim panas dan kondisi basah yang lebih lama pada musim dingin.
Namun Jerman, Italia, Slovenia dan negara lain di Eropa menerima curah hujan tahunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Inggris.
Lembaga lingkungan hidup Inggris menyatakan, seperti diberitakan Antara, hal ini disebabkan hujan pada musim semi dan musim panas diperkirakan tak mungkin menaikkan permukaan air yang rendah.
Di negara yang biasanya lembab dan gerimis ini, kemarau sudah diumumkan di 17 distrik di Inggris tengah dan tenggara. Setelah dua musim dingin mengeringkan air sungai dan membuat air tanah menyusut.
Meskipun pasokan air di daerah itu tampaknya takkan terpengaruh, kurangnya hujan mulai berdampak pada lingkungan hidup dan petani, menimbulkan masalah bagi margasatwa, tanah basah dan produksi pertanian.
“Kemarau mungkin berlangsung lama, hingga Natal dan mungkin sesudahnya. Kami bekerjasama dengan pengusaha, petani dan perusahaan air guna membuat rencana menanggulangi kemarau panjang,” kata kepala sumber daya air di Lembaga Lingkungan Hidup,Trevor Bishop .
Bishop mendesak masyarakat Inggris untuk memelihara pasokan air. Dampak dari perubahan iklim pada pola curah hujan sulit diramalkan. Meski bisa saja berarti curah hujan lebih tinggi pada musim panas dan kondisi basah yang lebih lama pada musim dingin.
Namun Jerman, Italia, Slovenia dan negara lain di Eropa menerima curah hujan tahunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Inggris.
Langganan:
Postingan (Atom)